On Time

Sunday, September 26, 2010

Lepaskan

Ibu pernah berkata kepadaku, "Kalau tidak kuat lagi, letakkan lepaskan saja." 
Aku ingin mengatakan padamu, "Izinkan aku melepasmu."




- m i t a e -
rasa lelah ini selalu datang

Tuesday, September 21, 2010

daleman


kami melihat kepribadian, bukan penampilan.

- m i t a e -
konversasi tengah malam

kalut


tidak jarang saya merasa ada garis di depan dahi ini. seandainya saja saya melewati garis itu...


- m i t a e -
konversasi tengah malam

Thursday, September 16, 2010

sekarmita

semoga menjadi berkat dan semakin kuat.



- m i t a e -
bersedia, siap, ...

Berlalu



Masa lalu sering memanggil saya untuk kembali. Kembali bersemangat dan tidak mengenal lelah.




- m i t a e -
lemah letih lesu

Petrichor: Why?

Petrichor (pronounced /ˈpɛtrɨkər/; from Greek petros "stone" + ichor the fluid that flows in the veins of the gods in Greek mythology) is the name of the scent of rain on dry earth.
The term was coined in 1964 by two Australian researchers, Bear and Thomas, for an article in the journal Nature.[1] In the article, the authors describe how the smell derives from an oil exuded by certain plantsabsorbed by clay-based soils and rocks. During rain, the oil is released into the air along with another compound, geosmin, producing the distinctive scent. In a follow-up paper, Bear and Thomas (1965) showed that the oil retards seed germination and early plant growth.[2]  during dry periods, whereupon it is

Bau hujan, demikian petrichor lebih dikenal dalam bahasa Indonesia. Sebuah kesenangan tersendiri bagi saya. Petrichor membawa harapan setiap kali panas menyengat tubuh mungil saya. 'Sebentar lagi dingin mengganti ini semua'. Tidak jarang panas membawa dampak yang lebih buruk dibanding dingin bagi tubuh dan jiwa saya. Baju basah karena keringat, pikiran mandeg menguap, wajah mengkilap minyak, perasaan gelisah tak tentu. Hujan, selalu memberi kesempatan (baca: memaksa saya) untuk merenung, berhenti sejenak.

Saya rindu berhenti sejenak tiap kali pikiran sibuk berputar menghadapi rutinitas. Kadangkala putarannya terlalu cepat ataupun lambat. Ketika berhenti, saya pun mengijinkannya untuk melayang jauh ke belakang atau pada hal-hal yang belum ada (tidak selalu yang saya inginkan). Saya senang ketika dia menggambarkan rupa seseorang atau suasana yang mungkin sulit diciptakan sekejap ada depan mata. Dalam perhentian itu, saya merasa bebas, bisa menjadi apa saja, dan menambah keyakinan bisa membuat apa saja.

Bau hujan, selalu menjadi harapan akan datangnya perhentian itu. 



Saya ingin memulai rutinitas berhenti hari ini. Hanya berharap blog ini mampu menjadi harapan bagi perhentian yang saya (dan anda) lakukan.





- m i t a e -
lega mampir sejenak